Bun, Hidup Berjalan Seperti...........

 "Kamu anak perempuan satu-satunya, gausah aneh aneh pergi jauh merantau"

"Udah deh kerja yang deket sama orang tua aja, atau kalau mau sekolah lagi di Jogja aja" 

"Gausah sekolah tinggi-tinggi nanti gak dapet-dapet jodoh, gaada yang mau!"

"Anak cewek satu-satunya tuh berarti harus pinter masak, dan urus urus rumah"

Zaman sih kayaknya udah berganti tapi komentar itu sampai detik ini masih sering kudengar dari orang-orang sekitarku. Rasanya terlalu banyak boundaries karena aku seorang anak 'perempuan' ditambah lagi dengan "satu-satunya"

Tahun 2019 aku menchallange diriku sendiri untuk keluar dari 'zona nyaman'. Alasannya saat itu karena mau hidup mandiri gak bergantung sama orang tua. Akhirnya aku memutuskan untuk merantau dan hidup sendiri untuk pertama kalinya. Surprisingly, kedua orang tuaku lumayan open-minded dan bisa menerima penjelasanku sampai akhirnya  aku di ijinkan pergi. Ibu  malah mendukung keputusan anaknya 100%, walaupun dengan 1000 macam pertanyaan sebelumnya.

Heran gak sih kok ada Ibu yang tega relain anak perempuan satu-satunya merantau jauh ikut program pengabdian ke daerah daerah terpencil di Indonesia? Kamu pasti heran, tapi aku egak! Sejak kecil Ibu memang gak pernah memanjakan anaknya, dari mulai aturan tidak boleh menonton tv setelah jam 8 malam, cuci piring setelah makan, cuci baju dua hari sekali, sapu lantai setiap hari sampai baca majalah bobo tiap weekend, beliau tulis di kertas lalu ditempel di meja belajarku. Disiplin, cerdas dan mandiri. -- adalah sikap ibu yang sampai saat ini selalu jadi role-modelku.

Singkat cerita 14 bulan berlalu, aku kembali ke Jogja dan tinggal lagi bersama kedua orang tuaku. Karena penasaran, dua hari setelah sampai rumah aku tanya ke Ibu sebuah pertanyaan yang emang sengaja aku simpan untuk beliau. 

"Mi, kenapa e kok kemaren ijinin adek pergi jauh merantau?" 

"Mau gak ijinin juga kayaknya gak mungkin, wong keinginanmu kuat dan alasan kamu masuk akal. Mami gak pernah larang kamu mau jadi apa dan mau bagaimana menjalani hidup. Kamu mau sekolah setinggi-tingginya Mami dukung, malah harus! Mau kerja dimana aja juga gakpapa yang penting gak lupa pulang. Lagian kamu sekarang sudah dewasa, monggo aja, yang penting Adek enjoy jalaninnya dan  bermanfaat buat orang banyak. Setelah kamu pulang ini mami malah bersyukur dulu ijinin kamu ikut beginian.

Dalam hati ingin menangis dan langsung ingin memeluk ibuk tapi gengsi hahahahaha  jadi cuma ku jawab 

"Hehehe yoii, seru banget lah pokoknya Mi! Investasi pengalaman yang tak ternilai harganya"

Selamat Hari Kartini untuk Ibu dan seluruh perempuan tangguh di Indonesia, selamat berjuang mengejar cita-cita setinggi-tingginya. Selamat mengemban sebuah amanah mulia sebagai seorang Ibu; menebar kebermanfaatan yang tak terhingga!



 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Mencari Jati Diri #2

22nd of May, 2019